Spasi ada untuk jadi jeda.
Buka matamu. Warna apa yang tertangkap oleh kornea matamu yang kemudian jatuh tepat diretinamu.
Apakah dia hitam, putih, atau merah.
Dimana setiap warna memiliki rasa yang berbeda.
Pandanglah jalan setapak yang terlihat luas walau sejatinya sempit, pandanglah tahun baru yang akan menggambarkan cerita baru, cerita yang kita karang sendiri, cerita yang kita perankan sendiri, cerita yang membatasi sketsa kehidupan kita.
Terkadang ucapan kita seperti seorang dukun yang mendahului takdir yang ditetapkanNya. Mengira dan menerka, berbincang dan memandang dengan kacamata sempit yang tak seharusnya kita pakai.
Akankah harus seperti itu..?
Seakan kita mengetahui cerita yang kita sendiri tak tau akan berakhir seperti apa.
Kita adalah makhluk Allah yang diciptakan tidak sempurna walau sejatinya kita adalah makhluk paling sempurna yang allah ciptakan.
Tapi, coba kita berfikir kembali, akan kah Ridho Allah membersamai kita, saat kita merasa mengerti apa yang tersembunyi dan menutup mata dengan apa yang tersirat.
Banyak dari kita memiliki masalah dalam kehidupannya yang berbeda-beda, banyak dari kita yang tak menampakkan masalah kita, bukan karna kita tak menganggap yang lain adalah teman.
Tapi, karena kita tau dan percaya bahwa Allah itu dekat, bahwa Allah itu memahami apa yang kita butuhkan melebihi kita sendiri.
Bercerita adalah aktifitas paling mengasyikkan yang terkadang aku suka, tertawa, tersenyum bahkan bisa menangis.
Tapi, terlalu terbukanya kita dengan manusia justru menjadikan kita seperti manusia yang lupa akan hadirNya.
Aku menjadi sosok yang tak banyak cerita prihal susahku, sedihku, bahkan terpurukku. Karena aku sudah merasakan sakitnya bercerita dengan manusia.
Tak jarang dari kita hanya mendengarkan sambil ditimpal kasihan, bahkan ada yang seperti mendengarkan tapi menghujat habis-habis-san di dalam hati atau bahkan dibelakang. Hanya seorang yang kukuh menjaga rasa, menjaga tawa dan menjaga rahasia, keluarga, terutama ibu.
Sosok paling aku kagumi, bidadari syurga yang turun untuk menjamuku, putri kayangan yang bersedia menjagaku, Itulah ibu.
Apakah dia hitam, putih, atau merah.
Dimana setiap warna memiliki rasa yang berbeda.
Pandanglah jalan setapak yang terlihat luas walau sejatinya sempit, pandanglah tahun baru yang akan menggambarkan cerita baru, cerita yang kita karang sendiri, cerita yang kita perankan sendiri, cerita yang membatasi sketsa kehidupan kita.
Terkadang ucapan kita seperti seorang dukun yang mendahului takdir yang ditetapkanNya. Mengira dan menerka, berbincang dan memandang dengan kacamata sempit yang tak seharusnya kita pakai.
Akankah harus seperti itu..?
Seakan kita mengetahui cerita yang kita sendiri tak tau akan berakhir seperti apa.
Kita adalah makhluk Allah yang diciptakan tidak sempurna walau sejatinya kita adalah makhluk paling sempurna yang allah ciptakan.
Tapi, coba kita berfikir kembali, akan kah Ridho Allah membersamai kita, saat kita merasa mengerti apa yang tersembunyi dan menutup mata dengan apa yang tersirat.
Banyak dari kita memiliki masalah dalam kehidupannya yang berbeda-beda, banyak dari kita yang tak menampakkan masalah kita, bukan karna kita tak menganggap yang lain adalah teman.
Tapi, karena kita tau dan percaya bahwa Allah itu dekat, bahwa Allah itu memahami apa yang kita butuhkan melebihi kita sendiri.
Bercerita adalah aktifitas paling mengasyikkan yang terkadang aku suka, tertawa, tersenyum bahkan bisa menangis.
Tapi, terlalu terbukanya kita dengan manusia justru menjadikan kita seperti manusia yang lupa akan hadirNya.
Aku menjadi sosok yang tak banyak cerita prihal susahku, sedihku, bahkan terpurukku. Karena aku sudah merasakan sakitnya bercerita dengan manusia.
Tak jarang dari kita hanya mendengarkan sambil ditimpal kasihan, bahkan ada yang seperti mendengarkan tapi menghujat habis-habis-san di dalam hati atau bahkan dibelakang. Hanya seorang yang kukuh menjaga rasa, menjaga tawa dan menjaga rahasia, keluarga, terutama ibu.
Sosok paling aku kagumi, bidadari syurga yang turun untuk menjamuku, putri kayangan yang bersedia menjagaku, Itulah ibu.
Ibu jauh berbeda dengan sahabat.
Ada prihal indah dalam persahabatan.
Ada prihal indah dalam persahabatan.
Ada luka yang pedih dalam persahabatan.
Ada gumpalan emosi dalam persahabatan. Dan ada rasa dalam persahabatan.
Disini aku hanya ingin menggambarkan bahwa persahabatan itu tak mesti harus bersama, terkadang butuh S E P A S I untuk tetap ada.
Tapi hadirnya spasi itu seharusnya saling menjaga apa lagi soal rasa.
Tak jarang kita temui manusia yang bersifat seperti ini, kala bahagia dia bersama kita, tertawa, bermain dan bercanda.
Tapi ketika tak lagi bersama, justru menjatuhkan, menendang, bahkan seperti tidak pernah ada kebahagiaan saat masih bersama.
Pernahkah berfikir apa rasanya jadi orang itu..??
Disini aku hanya ingin menggambarkan bahwa persahabatan itu tak mesti harus bersama, terkadang butuh S E P A S I untuk tetap ada.
Tapi hadirnya spasi itu seharusnya saling menjaga apa lagi soal rasa.
Tak jarang kita temui manusia yang bersifat seperti ini, kala bahagia dia bersama kita, tertawa, bermain dan bercanda.
Tapi ketika tak lagi bersama, justru menjatuhkan, menendang, bahkan seperti tidak pernah ada kebahagiaan saat masih bersama.
Pernahkah berfikir apa rasanya jadi orang itu..??
Dicaci, dibenci, dan dikatai.
Bercerita dengan orang lain seakan ingin mendahului takdir, biarkan spasi itu tetap ada, biarkan jarak itu tetap ada. Tapi tetap jaga rasa.
Dan untuk rasa yang telah sirna, semoga kebahagiaan selalu menyertainya.
Ada sesuatu yang perlu kita rasa dan ada sesuatu yang tidak perlu kita rasa.
Bercerita dengan orang lain seakan ingin mendahului takdir, biarkan spasi itu tetap ada, biarkan jarak itu tetap ada. Tapi tetap jaga rasa.
Dan untuk rasa yang telah sirna, semoga kebahagiaan selalu menyertainya.
Ada sesuatu yang perlu kita rasa dan ada sesuatu yang tidak perlu kita rasa.
Ada yang perlu kita dengar dan ada yang perlu kita buang.
Karena justru dengan adanya orang seperti itu membantu kita untuk semakin semangat meraih mimpi.
Karena kita memiliki takdir yang berbeda. Biarkan tangan dan kaki yang berusaha.
Semoga doa mendahului ketetapannya.
Karena kebahagian adalah sebuah pilihan bukan sebuah hasil, tidak ada yang mampu membuatmu bahagia hingga kamu memilih untuk bahagia.
Karena kita memiliki takdir yang berbeda. Biarkan tangan dan kaki yang berusaha.
Semoga doa mendahului ketetapannya.
Karena kebahagian adalah sebuah pilihan bukan sebuah hasil, tidak ada yang mampu membuatmu bahagia hingga kamu memilih untuk bahagia.
RF.
Komentar
Posting Komentar