Gadis pengintip matahari.
Kita semua diciptakan tidaklah sama, setiap kita memiliki sisi yang berbeda, kamu dengan caramu menyerap matahari dengan mengukir prestasi disekolah, aku dengan caraku yang hanya mengintip lagi malu menatap matahari, aku tidaklah seperti kebanyak orang antusias dalam berlomba, entahlah akupun bingung kenapa seperti ini.
Hingga akhirnya aku memilih Organisasi untuk berkembang, tidak..! Lebih tepatnya adalah memalingkan duniaku dirumah yang sepi tak bernyawa.
Aku bersama ke-2 kk ku bersiap-siap untuk solat, mandi dan tak lupa sarapan kemudian pergi kesekolah.
Kehidupanku berjalan begitu saja setiap detak tahun, kehidupan kami seperti terhimpit waktu.
Aku lebih suka duduk diam dikelas, mengerjakan apa yang perlu dikerjakan, bertanya apa yang perlu ditanya, selebihnya bermain dengan orang biasa, kehidupan masa SMA-ku tidaklah luar biasa dengan segudang prestasi kebanyakan orang, aku adalah wanita biasa-biasa saja.
Hingga akhirnya aku memilih Organisasi untuk berkembang, tidak..! Lebih tepatnya adalah memalingkan duniaku dirumah yang sepi tak bernyawa.
Membawaku pada dunia ramai, memprogram, berbincang, dan membuatku merasa seperti anak normal pada umumnya.
Oohhh Tuuuhhaannnnn.... Kenapa aku berbicara seperti ini..! "Rumah tak bernyawa" maafkan aku ibu. Tapi yang aku rasa saat itu adalah rumah tak bernyawa.
Ibuku adalah wanita Hebat lagi Tangguh, ibuku adalah Pahlawan paling keren dalam duniaku. Wanita cantik lagi kurus itu selalu pergi meninggalkan aku kepada 2 orang kk yang untungnya Sangat menyayangiku.
Ibuku adalah wanita Hebat lagi Tangguh, ibuku adalah Pahlawan paling keren dalam duniaku. Wanita cantik lagi kurus itu selalu pergi meninggalkan aku kepada 2 orang kk yang untungnya Sangat menyayangiku.
Pagi-pagi sekali Pukul 04.00 ibuku sudah selesai masak dan mencuci, sambal ikan asin dan nasi hangat amat nikmat bagi kami saat itu, dan ketika aku bangun pada pukul 05.00 ibuku sudah bersiap-siap pergi untuk memungut rizki yang ALLAH tebar dimuka bumi. Dan aku yg menangis tak ingin ditinggal oleh-nya, hanya mampu mencium punggung tangan yang penuh dengan luka bekas alat-alat perkebunan yang selama ini menjadi temannya dan melihat punggung tua itu menghilang digelapnya pagi.
Aku bersama ke-2 kk ku bersiap-siap untuk solat, mandi dan tak lupa sarapan kemudian pergi kesekolah.
Kehidupanku berjalan begitu saja setiap detak tahun, kehidupan kami seperti terhimpit waktu.
Keluargaku yang miskin dan membuat semua orang didesaku memandang remeh kehidupan kami, kata mereka berbisik dalam senyuman sinisnya "lihat anak seorang Janda tak beruntung itu".
Aku membunuh angan dan menghempaskan diri dengan kehidupan biasa.
Ketika memandang indahnya menjadi seorang anak banyak harta lagi terpandang, tangan sedikit besar itu menyentuh pundak-ku, siapa ini gumamku, ah ternyata kk laki-laki ku, pesan yang aku ingat samapai saat ini "Bersinarlah dengan caramu sendiri" tunjukan dengan mereka bahwa kau lebih hebat dari anak orang kaya lagi terpandang itu.
Aku membunuh angan dan menghempaskan diri dengan kehidupan biasa.
Ketika memandang indahnya menjadi seorang anak banyak harta lagi terpandang, tangan sedikit besar itu menyentuh pundak-ku, siapa ini gumamku, ah ternyata kk laki-laki ku, pesan yang aku ingat samapai saat ini "Bersinarlah dengan caramu sendiri" tunjukan dengan mereka bahwa kau lebih hebat dari anak orang kaya lagi terpandang itu.
Hal itu yang membuatku seperti ada angin harapan lagi penyejuk digersangnya padang pasir, aku dan ke-2 kakakku menyusun dengan baik cerita baru kami, lembar mimpi kami.
Kk ku adalah inspirasiku, dia terus maju walau tertatih, walau sulit, walau banyak orang memandang tak mungkin.
Kini kk laki-lakiku akan mengakhiri masa kuliah S-1 jurusan Hukum-nya di jakarta. Dan aku menyusun kehidupan didunia kuliahku di kota besar diprovinsiku.
Sampai saat ini aku adalah anak dari seorang Janda yang meniti kehidupan luar biasa.
Dengan caraku..
Untukmu ibu kau adalah Bidadari syurga kami, pintu syurga tergambar ketika memandang raut wajahmu. I love you mom.. 😘
Komentar
Posting Komentar